Banner Atas

Provinsi Riau

Henny Sasmita Wahid Nyalakan Semangat Baca di Tengah Gempuran Gadget

News Minggu, 27 April 2025 - 18:44 WIB
Henny Sasmita Wahid Nyalakan Semangat Baca di Tengah Gempuran Gadget

Abdul Wahid selaku Gubernur Riau mengukuhkan Henny Sasmita sebagai Bunda PAUD dan Bunda Literasi Provinsi Riau. (Dok Diskominfotik Riau)

PEKANBARU (DPPR) – Henny Sasmita Wahid resmi menyandang dua jabatan penting sekaligus mulia bagi pendidikan anak-anak di Provinsi Riau. Abdul Wahid selaku Gubernur Riau yang juga suaminya, mengukuhkan Henny sebagai Bunda PAUD dan Bunda Literasi Provinsi Riau.

Pengukuhan berlangsung di Balai Serindit Gedung Daerah Riau pada Kamis (24/4/2025). "Saya Gubernur Riau dengan ini mengukuhkan Henny Sasmita Wahid sebagai Bunda PAUD dan Bunda Literasi Provinsi Riau masa bakti 2025-2030, " ujar Gubri.

Dengan dilantiknya Henny Sasmita Wahid sebagai Bunda PAUD dan Bunda Literasi Provinsi Riau, Gubri percaya bahwa Henny dapat menjadi role model (panutan) dan menginspirasi dalam meningkatkan pembudayaan kegemaran membaca. Serta membangun sumber daya masyarakat Provinsi Riau untuk mewujudkan Riau dinamis, ekologis, dan maju.

"Semoga ibu (Henny Sasmita Wahid) dapat mewujudkan Gerakan Nasional PAUD Berkualitas melalui kepedulian dan pemberdayaan peran serta masyarakat. Serta mengembangkan PAUD yang sehat dan cerdas di Riau," harap Gubri.

Sementara itu, Asisten III Setdaprov Riau, Elly Wardhani juga berharap Bunda PAUD dan Bunda Literasi dapat mendorong sinergi antara pemerintah daerah, sekolah, lembaga PAUD, perpustakaan, hingga komunitas literasi. Sebab menurutnya, kehadiran Bunda PAUD dan Bunda Literasi di setiap daerah bukan hanya simbol, tetapi harus menjadi penggerak sosial yang mampu menginspirasi gerakan dari bawah.

"Selamat atas dikukuhkannya Bunda PAUD dan Bunda Literasi Provinsi Riau. Saya percaya di tangan para ibu-ibu hebat inilah, kualitas generasi muda Riau dapat ditingkatkan secara signifikan, " harap Elly.

Elly juga berharap dengan adanya Bunda PAUD dan Bunda Literasi, dapat menjadi tokoh teladan dan motivator dalam menumbuhkan budaya membaca di rumah dan masyarakat. Bunda PAUD dan Bunda Literasi, kata Elly, dapat manfaatkan media sosial untuk menyebarluaskan konten edukatif dan literatif yang positif.

"Inisiasi program-program inovatif, misalnya Satu Rumah Satu Buku, Gerakan Membaca 15 Menit Sehari, atau Kelas Cerita untuk Anak Usia Dini," lanjutnya.

Elly melanjutkan, visi Pemerintah Provinsi Riau adalah menciptakan Riau Berbudaya Melayu, Dinamis, Ekologis, Agamis dan Maju. Ia mengatakan bahwa PAUD dan literasi adalah fondasi dari semua itu.

Namun, Riau tidak bisa berbicara tentang daya saing jika anak-anak tidak dibekali kemampuan literasi yang memadai sejak usia dini. Bahkan Riau tidak bisa bermimpi tentang Riau Emas jika tidak menyiapkan pondasinya dari sekarang.

"Untuk itu, mari kita bersama-sama membangun Riau dari rumah, dari sekolah, dari taman bacaan, dan dari hati yang penuh kasih untuk anak-anak di Bumi Melayu Lancang Kuning," tutup Elly Wardhani.

Sebagai Bunda Literasi Provinsi Riau, Henny Sasmita hadir membawa misi “menyalakan kembali semangat membaca di kalangan generasi muda.” Ini penting di tengah gempuran gawai (gadget) dan distraksi (gangguan) digital yang menyita perhatian anak-anak saat ini.

Berbagai kegiatan literasi yang menyentuh langsung anak-anak bisa dilakukan. Satu di antaranya “Mendongeng Ceria Bersama Bunda Literasi Provinsi Riau” yang digelar di Balai Pelangi Kediaman Gubernur Riau, usai pengukuhan.

Henny tak hanya sekadar membacakan cerita. Ia menciptakan ruang yang hangat, inklusif, dan menyenangkan untuk mengenalkan dunia buku pada anak-anak sejak usia dini.

“Dongeng itu dapat melatih imajinasi, memperbanyak kosa kata, dan meningkatkan kreativitas anak-anak kita. Karena saat mendongeng itukan mereka akan membayangkan tempat maupun kejadian dicerita tersebut,” terangnya.

Kisah tersebut membawa pesan tentang pelestarian lingkungan dan kasih sayang pada sesama makhluk hidup diceritakan dengan cara yang sederhana, menarik, dan mampu menjangkau imajinasi anak-anak. Dongeng itu bukan hanya hiburan, tapi juga menjadi pintu masuk untuk menumbuhkan minat baca dan rasa ingin tahu.

Sebagai Bunda Literasi, Henny aktif menggandeng berbagai pihak Dinas Pendidikan, Perpustakaan Daerah, komunitas baca, hingga sekolah-sekolah untuk menghadirkan program literasi yang adaptif dan menyentuh kebutuhan anak masa kini. Ia percaya, menanamkan kebiasaan membaca harus dimulai dari pendekatan yang menyenangkan dan penuh cinta.

“Tapi perkembangan di era digital juga tak bisa kita pungkiri. Makannya kita juga perlu berinovasi dan beradaptasi dengan era digital ini. Kita akan berkerja sama dengan pihak-pihak terkait supaya anak-anak gemar membaca,” katanya.

Kiprah Henny tak hanya terbatas di ruang-ruang formal. Ia juga sering turun langsung ke sekolah pelosok, taman baca, hingga kegiatan komunitas untuk membagikan buku, mendongeng, dan berdialog dengan anak-anak maupun orang tua. Langkah-langkah kecil namun konsisten ini menjadi kekuatan besar dalam menghidupkan kembali budaya membaca di Riau.

Upaya ini sejalan dengan peningkatan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Provinsi Riau. Pada tahun 2024 IPLM mencapai 69,24 poin, naik dari 66,88 pada tahun sebelumnya.

Selain itu, Tingkat Gemar Membaca (TGM) juga mengalami peningkatan signifikan, dari 66,69 pada 2023 menjadi 70,26 pada 2024 . Meski masih dalam kategori sedang, peningkatan ini menunjukkan hasil dari upaya kolaboratif antara pemerintah, perpustakaan, dan masyarakat.

Melalui peran aktif Bunda Literasi seperti Henny Sasmita, gerakan gemar membaca di Riau bukan hanya menjadi slogan. Tapi berubah menjadi gerakan nyata yang tumbuh dari hati dan menyebar lewat kisah-kisah yang menggugah.

“Mungkin nanti akan twist (perubahan) sedikit melalui platform digital, atau membuat animasi edukatif yang menarik sehingga anak-anak akan tertarik. Namun kita juga tak melupakan buku konvensional,” ujar Henny mengingatkan. (MNA/MCR)


 

Muthia NA
Editor :FA Syam