Banner Atas

Pekanbaru

Mulok BMR SMA/SMK Berhasil Masuk Dapodik, Prof Junaidi: Kita Mulai untuk SD/SMP

Metropolis Senin, 23 Desember 2024 - 15:14 WIB
Mulok BMR SMA/SMK Berhasil Masuk Dapodik, Prof Junaidi: Kita Mulai untuk SD/SMP

PEKANBARU (DPPR) - Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau sedang menggesa Muatan Lokal (Mulok) Budaya Melayu Riau (BMR) sebagai mata pelajaran SD/SMP masuk ke sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Sebelumnya, Mulok BMR untuk SMA/SMK sudah berhasil masuk Dapodik.

Selain itu, LAM Riau juga menggesa pendirian Pendidikan Profesi Guru (PPG) khusus Pendidikan Bahasa Melayu. Hal ini dilakukan untuk menyikapi berbagai keperluan dan kelangsungan Mapel Mulok BMR di Provinsi Riau agar setara dengan Mapel lainnya.

Hal ini disampaikan Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (Ketum DPH) LAM Riau, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil dalam pertemuan Tim Mulok BMR di Balai Adat LAM Riau pada Jumat (19/12/2024). Hadir dalam kesempatan itu Prof Dr Junaidi, Dr Elmustian Rahman, dan Dr Fatma Adnan.

Menurut Datuk Seri Taufik, kesetaran Mapel Mulok BMR dengan Mapel lainnya adalah hajat bersama agar tidak hanya sebagai Mapel pelengkap. Tetapi dengan Mulok BMR ini peserta didik dapat mengenali budaya Melayu Riau.

Penanaman nilai-nilai budaya Melayu ke dalam diri siswa, menerapkan nilai-nilai budaya Melayu Riau dalam kehidupan sehari-hari, mempertahankan dan mewariskan budaya Melayu kepada siswa, dan mengembangkan budaya Melayu Riau.

“Selain itu tentu dengan adanya kesataraan tersebut, guru-guru Mulok BMR di Provinsi Riau ini mendapatkan hak dan peluangnya sebagaimana guru-guru Mapel lainnya seperti sertifikasi guru, peluang PPG, P3K, CPNS,” harapnya.

Nah, ini kan terkait juga dengan kesejahteraan guru. Bagaimana mungkin program dan mimpi kita terhadap Mulok BMR ini akan tercapai kalau guru-gurunya tidak sejahtera,” tegas Datuk Seri Taufik lagi.

Untuk itu, Tim Mulok LAMR yang dipimpin Prof Dr Junaidi, kembali mengumpulkan bahan-bahan BMR SD-SMP dari kabupaten/kota se-Riau untuk diajukan ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Pada 2 Januari 2025 diperkirakan sudah selesai, sehingga dapat dibawa ke kementerian. Badan Perwakilan LAMR Jakarta, telah berkomunikasi dengan kementerian untuk hajat tersebut.

Dikatakannya, mewujudkan Mulok BMR SD-SMP untuk masuk Dapodik, merupakan kerja sama berbagai kalangan termasuk dengan Dewan Pendidikan. “LAMR siap jadi terdepan dalam hal ini karena pewarisan budaya, memang suatu keniscayaan lewat pendidikan, ” katanya.

Sudah Dibuka
Prof Junaidi menyampaikan beberapa upaya percepatan Mulok BMR Riau memang terus dilakukan, tahap demi tahap tetap dilewati. Saat ini bahkan Pendirian PPG Pendidikan Bahasa Melayu sebagai syarat kelengkapan administrasi dari proses kesataraan Mulok BMR sedang dalam proses pengajuan.

“Prodi yang menghasilkan lulusan BMR sudah kita buka dua tahun lalu di Unilak. Sementara itu pendirian Pendidikan Profesi Guru sedang dalam proses pengajuan,” ungkapnya.

“Perlu diketahui bersama, pendirian PPG ini sebagai kunci pengakuan Mulok BMR ini nantinya dapat setara dengan Mapel lainnya. Hanya saja memang pengurusan pendiriannya tidaklah langsung bisa dalam sekelip mata. Harus melalui prosedur yang harus pula kita ikuti,” ujar Rektor Unilak tersebut.

Terkait dengan Dapodik, ditegaskan Prof. Junaidi, memang satuan pendidikan SMA/SMK sudah terdaftar sejak bulan lalu, sedangkan untuk tingkat SD/SMP prosesnya harus diajukan oleh kabupaten masing-masing.

Nah, inilah yang akan kita gesa dan kawal bersama nantinya, dengan jalan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan di kabupaen kota. Artinya, memang diperlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk MGMP Mulok BMR se-Provinsi Riau ini,” katanya.

Harapan
Helvi Asri Yeni SS BCl  selaku Ketua MGMP BMR SMA/SMK/MA Negeri/Swasta se-Pekanbaru menyampaikan, proses memasukkan Mapel Mulok BMR SD/SMP itu memang harus dimulai dari kabupaten kota. Adapun prosesnya dimulai dari pembentukan MGMP BMR terlebih dahulu.

Selanjutnya disusun surat untuk diajukan ke Dinas Pendidikan setempat. Surat harus melampirkan data-data anggota yang mengajar BMR serta tempat tugas guru-guru BMR tersebut.

Setelah pengajuan tersebut, Dinas Pendidikan akan mengeluarkan SK-nya. SK inilah nantinya dilaporkan ke bagian Dapodik, untuk dibuatkan SIMPKB khusus muatan lokal.

“Jika SIMPKB-nya sudah muncul, secara otomatis akan masuk ke Dapodik Dinas setempat. Dan kemudian Dapodik dinas langsung mengusulkan secara online ke kementerian,” jelas guru Mulok BMR yang bertugas di SMA Negeri Plus Provinsi Riau ini.

Helvi juga berharap dan sepakat dengan upaya penggesaan pendirian PPG Pendidikan Bahasa Melayu. Karena dengan pendirian PPG ini akan menjawab segala keresahan guru-guru Mulok BMR di Provinsi Riau.

“Pendirian PPG adalah harapan kami dari guru-guru Mulok BMR, karena berhubungan dengan pengajuan sertifikasi dan nanti juga bisa masuk ke jabfung,” tutup Helvi, yang juga alumnus Prodi Sastra Daerah FIB Unilak. (Eka)

EKA
Editor :Eka