Kunker DPPR, SMAN 1 Pekanbaru Adakan Lomba Masak Makanan Khas Melayu

PEKANBARU (DPPR) - Pembelajaran muatan lokal (mulok) Bahasa Melayu Riau (BMR) terus menjadi perhatian Dewan Pendidikan Provinsi Riau (DPPR). Setiap anggota melakukan kunjungan kerja ke Sekolah Menengah Pertama (SMA) yang ada di Provinsi Riau, topik mulok BMR tak luput dari perhatian.
Hal yang sama dilakukan anggota DPPR Khaidir Akmalmas saat melaksanakan kunker ke SMAN 1 Pekanbaru, Senin (26/2/2024). Kehadiran Khaidir disambut hangat oleh Kepala Sekolah Dra. Baini, MPd dan jajarannya.
Khaidir mengajak pihak sekolah berdiskusi terkait sarana dan prasarana di sekolah. Dalam diskusi yang berlanjut, hadir sejumlah guru diantaranya Waka kurikulum Khairunnisah, MPd, para guru BMR, Raja A. Razak, Desy Eka Fiora, Viska Zulpeni, Putry Suci.
Dari hasil diskusi, diperoleh informasi bahwa jumlah siswa yg menuntut ilmu di SMAN 1 Pekanbaru sebanyak 1.127 orang, yang terbagi dalam 31 rombongan belajar dan juga 4 rombel belajar di teras-teras sekolah atau ruang terbuka.
“Sementara itu, terdapat 63 orang guru yang mengajar serta 23 orang tenaga kependidikan. Untuk ruang belajar, saat ini sudah terdapat 27 ruang,” ujar Khaidir.
Tak hanya berdiskusi, Khaidir juga mengunjungi siswa-siswa yang sedang belajar. Salah satunya Khaidir melihat kegiatan belajar siswa kelas XII, yang saat itu sedang mengadakan praktek pembuatan dan pengenalan makanan, baik makanan nasional maupun makanan khas Melayu.
“Ini diperlombakan setiap kelas dan dinilai oleh Kepsek, Pengawas juga Komite Sekolah,” ucap Khaidir.
Khaidir mengapresisasi kreatifitas guru dalam memperkenalkan mulok BMR melalu lomba membuat makanan khas Melayu. Menurutnya, berbagai aspek terkait Budaya Melayu harus diperkenalkan ke siswa yang merupakan generasi penerus bangsa.
“Tak hanya memperkenalkan Bahasa Melayu, aspek Budaya Melayu lain yang bisa diperkenalkan ke siswa bisa berupa makanan, tarian, pakaian dan lain sebagainya,” lanjut Khaidir.
Sebelum mengakhiri kunker, anggota DPPR berpesan agar segera dicarikan solusi dan jalan keluar bagi siswa-siswa yang tergabung dalam rombongan belajar di teras-teras atau ruang terbuka. (Eka)